Senin, 10 November 2008

TAUBATNYA MALIK BIN DINAR



Diriwayatkan dari Mali bin Dinar, dia pernah ditanya tentang sebab-sebab dia bertaubat,

maka dia berkata : "Aku adalah seorang polisi dan aku sedang asyik menikmati khamr,

kemudia akau beli seorang budak perempuan dengan harga mahal, maka dia melahirkan

seorang anak perempuan, aku pun menyayanginya.

Ketika dia mulai bisa berjalan, maka cintaku bertambah padanya. Setiap kali aku meletakkan

minuman keras dihadapanku anak itu datang padaku dan mengambilnya dan menuangkannya di

bajuku, ketika umurnya menginjak dua tahun dia meninggal dunia, maka aku pun sangat sedih

atas musibah ini.

Ketika malam dipertengahan bulan Sya'ban dan itu di malam Jum'at, aku meneguk khamr lalu

tidur dan belum shalat isya'. Maka akau bermimpi seakan-akan qiyamat itu terjadi, dan

terompet sangkakala ditiup, orang mati dibangkitkan, seluruh makhluk dikumpulkan dan aku

berada bersama mereka, kemudian aku mendengar sesuatu yang bergerak dibelakangku.

Ketika aku menoleh ke arahnya kulihat ular yang sangat besar berwarna hitam kebiru-biruan

membuka mulutnya menuju kearahku, maka aku lari tunggang langgang karena ketakutan,

Ditengah jalan kutemui seorang syaikh yang berpakaian putih dengan wangi yang semerbak,

maka aku ucapkan salam atasnya, dia pun menjawabnya, maka aku berkata :

"Wahai syaikh ! Tolong lindungilah aku dari ular ini semoga Allah melindungimu". Maka syaikh

itu menangis dan berkata padaku :

"Aku orang yang lemah dan ular itu lebih kuat dariku dan aku tak mampu mengatasinya, akan

tetapi bergegaslah engkau mudah-mudahan Allah menyelamatkanmu",

Maka aku bergegas lari dan memanjat sebuah tebing Neraka hingga sampai pada ujung tebing

itu, aku lihat kobaran api Neraka yang sangat dahsyat, hampir saja aku terjatuh kedalamnya

karena rasa takutku pada ular itu. Namun pada waktu itu seorang menjerit memanggilku,

"Kembalilah engkau karena engkau bukan penghuni Neraka itu!", aku pun tenang

mendengarnya, maka turunlah aku dari tebing itu dan pulang. Sedang ular yang mengejarku

itu juga kembali. Aku datangi syaikh dan aku katakan,

"Wahai syaikh, aku mohon kepadamu agar melindungiku dari ular itu namun engkau tak mampu

berbuat apa-apa". Menangislah syaikh itu seraya berkata, "Aku seorang yang lemah tetapi

pergilah ke gunung itu karena di sana terdapat banyak simpanan kaum muslimin, kalau engkau

punya barang simpanan di sana maka barang itu akan menolongmu"

Aku melihat ke gunung yang bulat itu yang terbuat dari perak. Di sana ada setrika yang telah

retak dan tirai-tirai yang tergantung yang setiap lubang cahaya mempunyai daun-daun pintu

dari emas dan di setiap daun pintu itu mempunyai tirai sutera.

Ketika aku lihat gunung itu, aku langsung lari karena kutemui ular besar lagi. Maka tatkala

ular itu mendekatiku, para malaikat berteriak : "Angkatlah tirai-tirai itu dan bukalah pintuCreated

pintunya dan mendakilah kesana!" Mudah-mudahan dia punya barang titipan di sana yang

dapat melindunginya dari musuhnya (ular).

Ketika tirai-tirai itu diangkat dan pintu-pintu telah dibuka, ada beberapa anak dengan wajah

berseri mengawasiku dari atas. Ular itu semakin mendekat padaku, maka aku kebingungan,

berteriaklah anak-anak itu :

"Celakalah kamu sekalian!, Cepatlah naik semuanya karena ular besar itu telah mendekatinya".

Maka naiklah mereka dengan serentak, aku lihat anak perempuanku yang telah meninggal ikut

mengawasiku bersama mereka. Ketika dia melihatku, dia menangis dan berkata :

"Ayahku, demi Allah!" Kemudian dia melompat bak anak panah menuju padaku, kemudian dia

ulurkan tangan kirinya pada tangan kananku dan menariknya, kemudian dia ulurkan tangan

kanannya ke ular itu, namun binatang tersebut lari.

Kemudian dia mendudukkanku dan dia duduk di pangkuanku, maka aku pegang tangan kanannya

untuk menghelai jenggotku dan berkata : "Wahai ayahku! Belumkah datang waktunya bagi

orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah". (QS. Al-Hadid : 16).

Maka aku menangis dan berkata : "Wahai anakku!, Kalian semua faham tentang Al-Qur'an",

maka dia berkata :

"Wahai ayahku, kami lebih tahu tentang Al-Qur'an darimu", aku berkata :

"Ceritakanlah padaku tentang ular yang ingin membunuhku", dia menjawab :

"Itulah pekerjaanmu yang buruk yang selama ini engkau kerjakan, maka itu akan

memasukkanmu ke dalam api Neraka", akau berkata :

"Ceritakanlah tentang Syaikh yang berjalan di jalanku itu", dia menjawab : "Wahai ayahku,

itulah amal shaleh yang sedikit hingga tak mampu menolongmu", aku berkata :

"Wahai anakku, apa yang kalian perbuat di gunung itu?", dia menjawab : "Kami adalah anakanak

orang muslimin yang di sini hingga terjadinya kiamat, kami menunggu kalian hingga

datang pada kami kemudian kami memberi syafa'at pada kalian". (HR. Muslim dalam

shahihnya No. 2635).

Berkata Malik : "Maka akupun takut dan aku tuangkan seluruh minuman keras itu dan

kupecahkan seluruh botol-botol minuman kemudian aku bertaubat pada Allah, dan inilah

cerita tentang taubatku pada Allah".

Dikutip dari : Hakikat Taubat.

SUMBER : http:/www.alirsyad-alislamy.or.id

Tidak ada komentar: