Nabi Ibrahim adalah putera Aaazar {Tarih} bin Tahur bin Saruj bin Rau' bin Falij bin Aaabir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh A.S.Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama "Faddam A'ram" dlm kerajaan "Babylon" yg pd waktu itu diperintah oleh seorg raja bernama "Namrud bin Kan'aan."
Kerajaan Babylon pd masa itu termasuk kerajaan yg makmur rakyat hidup senang, sejahtera dlm keadaan serba cukup sandang mahupun pandangan serta saranan-saranan yg menjadi keperluan pertumbuhan jasmani mrk.Akan tetapi tingkatan hidup rohani mrk masih berada di tingkat jahiliyah. Mrk tidak mengenal Tuhan Pencipta mrk yg telah mengurniakan mrk dgn segala kenikmatan dan kebahagiaan duniawi. Persembahan mrk adalah patung-patung yg mrk pahat sendiri dari batu-batu atau terbuat dr lumpur dan tanah.
Raja mereka Namrud bin Kan'aan menjlnkan tampuk pemerintahnya dgn tangan besi dan kekuasaan mutlak.Semua kehendaknya harus terlaksana dan segala perintahnya merupakan undang-undang yg tidak dpt dilanggar atau di tawar. Kekuasaan yg besar yg berada di tangannya itu dan kemewahan hidup yg berlebuh-lebihanyg ia nikmati lama-kelamaan menjadikan ia tidak puas dgn kedudukannya sebagai raja. Ia merasakan dirinya patut disembah oleh rakyatnya sebagai tuhan. Ia berfikir jika rakyatnya mahu dan rela menyembah patung-patung yg terbina dr batu yg tidal dpt memberi manfaat dan mendtgkan kebahagiaan bagi mrk, mengapa bukan dialah yg disembah sebagai tuhan.Dia yg dpt berbicara, dapat mendengar, dpt berfikir, dpt memimpin mrk, membawa kemakmuran bagi mrk dan melepaskan dari kesengsaraan dan kesusahan. Dia yg dpt mengubah org miskin menjadi kaya dan org yg hina-dina diangkatnya menjadi org mulia. di samping itu semuanya, ia adalah raja yg berkuasa dan memiliki negara yg besar dan luas.
Di tengah-tengah masyarakat yg sedemikian buruknya lahir dan dibesarkanlah Nabi Ibrahim dr seorg ayah yg bekerja sebagai pemahat dan pedagang patung. Ia sebagai calun Rasul dan pesuruh Allah yg akan membawa pelita kebenaran kpd kaumnya,jauh-jauh telah diilhami akal sihat dan fikiran tajam serta kesedaran bhw apa yg telah diperbuat oleh kaumnya termasuk ayahnya sendiri adalah perbuat yg sesat yg menandakan kebodohan dan kecetekan fikiran dan bhw persembahan kaumnya kpd patung-patung itu adalah perbuatan mungkar yg harus dibanteras dan diperangi agar mrk kembali kpd persembahan yg benar ialah persembahan kpd Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan pencipta alam semesta ini.
Semasa remajanya Nabi Ibrahim sering disuruh ayahnya keliling kota menjajakan patung-patung buatannya namun krn iman dan tauhid yg telah diilhamkan oleh Tuhan kpdnya ia tidak bersemangat utk menjajakan brg-brg itu bahkan secara mengejek ia menawarkan patung-patung ayahnya kpd calun pembeli dgn kata-kata:" Siapakah yg akan membeli patung-patung yg tidak berguna ini? "
Nabi Ibrahim Ingin Melihat Bagaimana Makhluk Yang Sudah
Mati Dihidupkan Kembali Oleh Allah
Nabi Ibrahim yg sudah berketetapan hati hendak memerangi syirik dan persembahan berhala yg berlaku dalam masyarakat kaumnya ingin lebih dahulu mempertebalkan iman dan keyakinannya, menenteramkan
hatinya serta membersihkannya dari keragu-raguan yg mungkin esekali mangganggu fikirannya dgn memohon kpd Allah agar diperlihatkan kpdnya bagaimana Dia menghidupkan kembali makhluk-makhluk yg sudah mati.Berserulah ia kpd Allah: " Ya Tuhanku! Tunjukkanlah kpdku bagaimana engkau menghidupkan makhluk-makhluk yg sudah mati."Allah menjawab seruannya dgn berfirman:Tidakkah engkau beriman dan percaya kpd kekuasaan-Ku? "Nabi Ibrahim menjawab:" Betul, wahai Tuhanku, aku telah beriman dan percaya kpd-Mu dan kpd kekuasaan-Mu, namun aku ingin sekali melihat itu dgn mata kepala ku sendiri, agar aku mendapat ketenteraman dan ketenangan dan hatiku dan agar makin menjadi tebal dan kukuh keyakinanku kpd-Mu dan kpd kekuasaan-Mu."
Allah memperkenankan permohonan Nabi Ibrahim lalu diperintahkanlah ia menangkap empat ekor burung lalu setelah memperhatikan dan meneliti bahagian tubuh-tubuh burung itu, memotongnya menjadi berkeping-keping mencampur-baurkan kemudian tubuh burung yg sudak hancur-luluh dan bercampur-baur itu diletakkan di atas puncak setiap bukit dari empat bukit yg letaknya berjauhan satu dari yg lain.
Setelah dikerjakan apa yg telah diisyaratkan oleh Allah itu, diperintahnyalah Nabi Ibrahim memanggil burung-burung yg sudah terkoyak-koyak tubuhnya dan terpisah jauh tiap-tiap bahagian tubuh burung dari bahagian yg lain.
Dgn.izin Allah dan kuasa-Nya datanglah berterbangan enpat ekor burung itu dlm keadaan utuh bernyawa seperti sedia kala begitu mendengar seruan dan panggilan Nabi Ibrahim kpdnya lalu hinggaplah empat burung yg hidup kembali itu di depannya, dilihat dgn mata kepalanya sendiri bagaimana Allah YAng Maha Berkuasa dpt menghidupkan kembali makhluk-Nya yg sudah mati sebagaimana Dia menciptakannya dari sesuatu yg tidak ada. Dan dgn demikian tercapailah apa yg diinginkan oleh Nabi Ibrahim utk mententeramkan hatinya dan menghilangkan kemungkinan ada keraguan di dlm iman dan keyakinannya, bhw kekuasaan dan kehendak Allah tidak ada sesuatu pun di langit atau di bumi yg dpt menghalangi atau menentangnya dan hanya kata "Kun" yg difirmankan Oleh-Nya maka terjadilah akan apa yg dikenhendaki " Fayakun".
Nabi Ibrahim Berdakwah Kepada Ayah Kandungnya
Aazar, ayah Nabi Ibrahim tidak terkecuali sebagaimana kaumnya yg lain, bertuhan dan menyembah berhala bah ia adalah pedagang dr patung-patung yg dibuat dan dipahatnya sendiri dan drpnya org membeli patung-patung yg dijadikan persembahan.
Nabi Ibrahim merasa bhw kewajiban pertama yg harus ia lakukan sebelum berdakwah kpd org lain ialah menyedarkan ayah kandungnya dulu org yg terdekat kpdnya bhw kepercayaan dan persembahannya kpd berhala-berhala itu adalah perbuatan yg sesat dan bodoh.Beliau merasakan bahawa kebaktian kpd ayahnya mewajibkannya memberi penerangan kpdnya agar melepaskan kepercayaan yg sesat itu dan mengikutinya beriman kpd Allah Yang Maha Kuasa.
Dgn sikap yg sopan dan adab yg patut ditunjukkan oleh seorg anak terhadap org tuanya dan dgn kata-kata yg halus ia dtg kpd ayahnya menyampaikan bhw ia diutuskan oleh Allah sebagai nabi dan rasul dan bahawa ia telah diilhamkan dgn pengetahuan dan ilmu yg tidak dimiliki oleh ayahnya. Ia bertanya kpd ayahnya dgn lemah lembut gerangan apakah yg mendorongnya utk menyembah berhala seperti lain-lain kaumnya padahal ia mengetahui bhw berhala-berhala itu tidak berguna sedikit pun tidak dpt mendtgkan keuntungan bagi penyembahnya atau mencegah kerugian atau musibah. Diterangkan pula kpd ayahnya bhw penyembahan kpd berhala-berhala itu adalah semata-mata ajaran syaitan yg memang menjadi musuh kpd manusia sejak Adam diturunkan ke bumi lagi. Ia berseru kpd ayahnya agar merenungkan dan memikirkan nasihat dan ajakannya berpaling dari berhala-berhala dan kembali menyembah kpd Allah yg menciptakan manusia dan semua makhluk yg dihidupkan memberi mrk rezeki dan kenikmatan hidup serta menguasakan bumi dgn segala isinya kpd manusia.
Aazar menjadi merah mukanya dan melotot matanya mendengar kata-kata seruan puteranya Nabi Ibrahim yyg ditanggapinya sebagai dosa dan hal yg kurang patut bhw puteranya telah berani mengecam dan menghina kepercayaan ayahnya bahkan mengajakkannya utk meninggalkan kepercayaan itu dan menganut kepercayaan dan agama yg ia bawa. Ia tidak menyembunyikan murka dan marahnya tetapi dinyatakannya dlm kata-kata yg kasar dan dlm maki hamun seakan-akan tidak ada hunbungan diantara mereka. IA berkata kpd Nabi Ibrahim dgn nada gusar: " Hai Ibrahim! Berpalingkah engkau dari kepercayaan dan persembahanku ? Dan kepercayaan apakah yg engkau berikan kpdku yg menganjurkan agar aku mengikutinya? Janganlah engkau membangkitkan amarahku dan cuba mendurhakaiku.Jika engkau tidak menghentikan penyelewenganmu dr agama ayahmu tidak engkau hentikan usahamu mengecam dan memburuk-burukkan persembahanku, maka keluarlah engkau dari rumahku ini. Aku tidak sudi bercampur dgnmu didlm suatu rumah di bawah suatu atap. Pergilah engkau dari mukaku sebelum aku menimpamu dgn batu dan mencelakakan engkau."
Nabi Ibrahim menerima kemarahan ayahnya, pengusirannya dan kata-kata kasarnya dgn sikap tenang, normal selaku anak terhadap ayah seray berkaat: " Oh ayahku! Semoga engkau selamat, aku akan tetap memohonkan ampun bagimu dari Allah dan akan tinggalkan kamu dgn persembahan selain kpd Allah. Mudah-mudahan aku tidak menjadi org yg celaka dan malang dgn doaku utkmu." Lalu keluarlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah ayahnya dlm keadaan sedih dan prihati krn tidak berhasil mengangkatkan ayahnya dr lembah syirik dan kufur.
Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala-berhala
Kegagalan Nabi Ibrahim dlm usahanya menyedarkan ayahnya yg tersesat itu sangat menusuk hatinya krn ia sebagai putera yg baik ingin sekali melihat ayahnya berada dlm jln yg benar terangkat dr lembah kesesatan dan syirik namun ia sedar bhw hidayah itu adalah di tangan Allah dan bagaimana pun ia ingin dgn sepenuh hatinya agar ayahnya mendpt hidayah ,bila belum dikehendaki oleh Allah maka sia-sialah keinginan dan usahanya.
Penolakan ayahnya terhadap dakwahnya dgn cara yg kasar dan kejam itu tidak sedikit pun mempengaruhi ketetapan hatinya dan melemahkan semangatnya utk berjalan terus memberi penerangan kpd kaumnya utk menyapu bersih persembahan-persembahan yg bathil dan kepercayaan-kepercayaan yg bertentangan dgn tauhid dan iman kpd Allah dan Rasul-Nya
Nabi Ibrahim tidak henti-henti dlm setiap kesempatan mengajak kaumnya berdialog dan bermujadalah tentang kepercayaan yg mrk anut dan ajaran yg ia bawa. Dan ternyata bhw bila mrk sudah tidak berdaya menilak dan menyanggah alasan-alasan dan dalil-dalil yg dikemukakan oleh Nabi Ibrahim tentang kebenaran ajarannya dan kebathilan kepercayaan mrk maka dalil dan alasan yg usanglah yg mrk kemukakan iaitu bhw mrk hanya meneruskan apa yg oleh bapa-bapa dan nenek moyang mrk dilakukan dan sesekali mrk tidak akan melepaskan kepercayaan dan agama yg telah mrk warisi.
Nabi Ibrahim pd akhirnya merasa tidak bermanfaat lagi berdebat dan bermujadalah dgn kaumnya yg berkepala batu dan yg tidak mahu menerima keterangan dan bukti-bukti nyata yg dikemukakan oleh beliau dan selalu berpegang pada satu-satunya alasan bhw mrk tidak akan menyimpang dr cara persembahan nenek moyang mrk, walaupun oleh Nabi Ibrahim dinyatakan berkali-kali bhw mrk dan bapa-bapa mrk keliru dan tersesat mengikuti jejak syaitan dan iblis.
Nabi Ibrahim kemudian merancang akan membuktikan kpd kaumnya dgn perbuatan yg nyata yg dapat mrk lihat dgn mata kepala mrk sendiri bhw berhala-berhala dan patung-patung mrk betul-betul tidak berguna bagi mrk dan bahkan tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri.
Adalah sudah menjadi tradisi dan kebiasaan penduduk kerajaan Babylon bhw setiap tahun mrk keluar kota beramai-ramai pd suatu hari raya yg mrk anggap sebagai keramat. Berhari-hari mrk tinggal di luar kota di suatu padang terbuka, berkhemah dgn membawa bekalan makanan dan minuman yg cukup. Mrk bersuka ria dan bersenang-senang sambil meninggalkan kota-kota mrk kosong dan sunyi. Mrk berseru dan mengajak semua penduduk agar keluar meninggalkan rumah dan turut beramai -ramai menghormati hari-hari suci itu. Nabi Ibrahim yg juga turut diajak turut serta berlagak berpura-pura sakit dan diizinkanlah ia tinggal di rumah apalagi mrk merasa khuatir bhw penyakit Nabi Ibrahim yg dibuat-buat itu akan menular dan menjalar di kalangan mrk bila ia turut serta.
" Inilah dia kesempatan yg ku nantikan," kata hati Nabi Ibrahim tatkala melihat kota sudah kosong dr penduduknya, sunyi senyap tidak terdengar kecuali suara burung-burung yg berkicau, suara daun-daun pohon yg gemerisik ditiup angin kencang. Dgn membawa sebuah kapak ditangannya ia pergi menuju tempat beribadatan kaumnya yg sudah ditinggalkan tanpa penjaga, tanpa juru kunci dan hanya deretan patung-patung yg terlihat diserambi tempat peribadatan itu. Sambil menunjuk kpd semahan bunga-bunga dan makanan yg berada di setiap kaki patung berkata Nabi Ibrahim, mengejek:" Mengapa kamu tidak makan makanan yg lazat yg disaljikan bagi kamu ini? Jawablah aku dan berkata-katalah kamu."Kemudian disepak, ditamparlah patung-patung itu dan dihancurkannya berpotong-potong dgn kapak yg berada di tangannya. Patung yg besar ditinggalkannya utuh, tidak diganggu yg pada lehernya dikalungkanlah kapak Nabi Ibrahim itu.
Terperanjat dan terkejutlah para penduduk, tatkala pulang dr berpesta ria di luar kota dan melihat keadaan patung-patung, tuhan-tuhan mrk hancur berantakan dan menjadi potongan-potongan terserak-serak di atas lantai. Bertanyalah satu kpd yg lain dgn nada hairan dan takjub: "Gerangan siapakah yg telah berani melakukan perbuatan yg jahat dan keji ini terhadap tuhan-tuhan persembahan mrk ini?" Berkata salah seorg diantara mrk:" Ada kemungkinan bhw org yg selalu mengolok-olok dan mengejek persembahan kami yg bernama Ibrahim itulah yg melakukan perbuatan yg berani ini." Seorg yg lain menambah keterangan dgn berkata:" Bahkan dialah yg pasti berbuat, krn ia adalah satu-satunya org yg tinggal di kota sewaktu kami semua berada di luar merayakan hari suci dan keramat itu." Selidik punya selidik, akhirnya terdpt kepastian yyg tidak diragukan lagi bhw Ibrahimlah yg merosakkan dan memusnahkan patung-patung itu. Rakyat kota beramai-ramai membicarakan kejadian yg dianggap suatu kejadian atau penghinaan yg tidak dpt diampuni terhadap kepercayaan dan persembahan mrk. Suara marah, jengkel dan kutukan terdengar dari segala penjuru, yg menuntut agar si pelaku diminta bertanggungjawab dlm suatu pengadilan terbuka, di mana seluruh rakyat penduduk kota dapat turut serta menyaksikannya.
Dan memang itulah yg diharapkan oleh Nabi Ibrahim agar pengadilannya dilakukan secara terbuka di mana semua warga masyarakat dapat turut menyaksikannya. Krn dgn cara demikian beliau dapat secara terselubung berdakwah menyerang kepercayaan mrk yg bathil dan sesat itu, seraya menerangkan kebenaran agama dan kepercayaan yg ia bawa, kalau diantara yg hadir ada yg masih boleh diharapkan terbuka hatinya bagi iman dari tauhid yg ia ajarkan dan dakwahkan.
Hari pengadilan ditentukan dan datang rakyat dari segala pelosok berduyung-duyung mengujungi padang terbuka yg disediakan bagi sidang pengadilan itu.
Ketika Nabi Ibrahim datang menghadap para hakim yg akan mengadili ia disambut oleh para hadirin dgn teriakan kutukan dan cercaan, menandakan sangat gusarnya para penyembah berhala terhadap beliau yg telah berani menghancurkan persembahan mrk.
Ditanyalah Nabi Ibrahim oleh para hakim:" Apakah engkau yg melakukan penghancuran dan merosakkan tuhan-tuhan kami?" Dengan tenang dan sikap dingin, Nabi Ibrahim menjawab:" Patung besar yg berkalungkan kapak di lehernya itulah yg melakukannya. Cuba tanya saja kpd patung-patung itu siapakah yg menghancurkannya." Para hakim penanya terdiam sejenak seraya melihat yg satu kpd yg lain dan berbisik-bisik, seakan-akan Ibrahim yg mengandungi ejekan itu. Kemudian berkata si hakim:" Engkaukan tahu bhw patung-patung itu tidak dapat bercakap dan berkata mengapa engkau minta kami bertanya kepadanya?" Tibalah masanya yg memang dinantikan oleh Nabi Ibrahim,maka sebagai jawapan atas pertanyaan yg terakhir itu beliau berpidato membentangkan kebathilan persembahan mrk,yg mrk pertahankan mati-matian, semata-mata hanya krn adat itu adalah warisan nenek-moyang. Berkata Nabi Ibrahim kepada para hakim itu:" Jika demikian halnya, mengapa kamu sembah patung-patung itu, yg tidak dapat berkata, tidak dapat melihat dan tidak dapat mendengar, tidak dapat membawa manfaat atau menolak mudharat, bahkan tidak dapat menolong dirinya dari kehancuran dan kebinasaan? Alangkah bodohnya kamu dgn kepercayaan dan persembahan kamu itu! Tidakkah dapat kamu berfikir dgn akal yg sihat bhw persembahan kamu adalah perbuatan yg keliru yg hanya difahami oleh syaitan. Mengapa kamu tidak menyembah Tuhan yg menciptakan kamu, menciptakan alam sekeliling kamu dan menguasakan kamu di atas bumi dgn segala isi dan kekayaan. Alangkah hina dinanya kamu dgn persembahan kamu itu."
Setelah selesai Nabi Ibrahim menguraikan pidatonya iut, para hakim mencetuskan keputusan bahawa Nabi Ibrahim harus dibakar hidup-hidup sebagai ganjaran atas perbuatannya menghina dan menghancurkan tuhan-tuhan mrk, maka berserulah para hakim kpd rakyat yg hadir menyaksikan pengadilan itu:" Bakarlah ia dan belalah tuhan-tuhanmu , jika kamu benar-benar setia kepadanya."
Nabi Ibrahim Dibakar Hidup-hidup
Keputusan mahkamah telah dijatuhakan.Nabi Ibrahim harus dihukum dgn membakar hidup-hidup dlm api yg besar sebesar dosa yg telah dilakukan. Persiapan bagi upacara pembakaran yg akan disaksikan oleh seluruh rakyat sedang diaturkan. Tanah lapang bagi tempat pembakaran disediakan dan diadakan pengumpulan kayu bakar dgn banyaknya dimana tiap penduduk secara gotong-royong harus mengambil bahagian membawa kayu bakar sebanyak yg ia dapat sebagai tanda bakti kpd tuhan-tuhan persembahan mrk yg telah dihancurkan oleh Nabi Ibrahim.
Berduyun-duyunlah para penduduk dari segala penjuru kota membawa kayu bakar sebagai sumbangan dan tanda bakti kpd tuhan mrk. Di antara terdapat para wanita yg hamil dan org yg sakit yg membawa sumbangan kayu bakarnya dgn harapan memperolehi barakah dr tuhan-tuhan mereka dgn menyembuhkan penyakit mereka atau melindungi yg hamil di kala ia bersalin.
Setelah terkumpul kayu bakar di lanpangan yg disediakan utk upacara pembakaran dan tertumpuk serta tersusun laksan sebuah bukit, berduyun-duyunlah org datang utk menyaksikan pelaksanaan hukuman atas diri Nabi Ibrahim. Kayu lalu dibakar dan terbentuklah gunung berapi yg dahsyat yg sedang berterbangan di atasnya berjatuhan terbakar oleh panasnya wap yg ditimbulkan oleh api yg menggunung itu. Kemudian dlm keadaan terbelenggu, Nabi Ibrahim didtgkan dan dr atas sebuah gedung yg tinggi dilemparkanlah ia kedlm tumpukan kayu yg menyala-nyala itu dgn iringan firman Allah:" Hai api, menjadilah engkau dingin dan keselamatan bagi Ibrahim."
Sejak keputusan hukuman dijatuhkan sampai saat ia dilemparkan ke dlm bukit api yg menyala-nyala itu, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan sikap tenang dan tawakkal krn iman dan keyakinannya bhw Allah tidak akan rela melepaskan hamba pesuruhnya menjadi makanan api dan kurban keganasan org-org kafir musuh Allah. Dan memang demikianlah apa yg terjadi tatkala ia berada dlm perut bukit api yg dahsyat itu ia merasa dingin sesuai dgn seruan Allah Pelindungnya dan hanya tali temali dan rantai yg mengikat tangan dan kakinya yg terbakar hangus, sedang tubuh dan pakaian yg terlekat pada tubuhnya tetap utuh, tidak sedikit pun tersentuh oleh api, hal mana merupakan suatu mukjizat yg diberikan oleh Allah kpd hamba pilihannya, Nabi Ibrahim, agar dapat melanjutkan penyampaian risalah yg ditugaskan kpdnya kpd hamba-hamba Allah yg tersesat itu.
Para penonton upacara pembakaran hairan tercenggang tatkala melihat Nabi Ibrahim keluar dari bukit api yg sudah padam dan menjadi abu itu dalam keadaan selamat, utuh dgn pakaiannya yg tetap berda seperti biasa, tidak ada tanda-tanda sentuhan api sedikit jua pun. Mereka bersurai meninggalkan lapangan dlm keadaan hairan seraya bertanya-tanya pada diri sendiri dan di antara satu sama lain bagaimana hal yg ajaib itu berlaku, padahal menurut anggapan mereka dosa Nabi Ibrahim sudah nyata mendurhakai tuhan-tuhan yg mereka puja dan sembah.Ada sebahagian drp mrk yg dlm hati kecilnya mulai meragui kebenaran agama mrk namun tidak berani melahirkan rasa ragu-ragunya itu kpd org lain, sedang para pemuka dan para pemimpin mrk merasa kecewa dan malu, krn hukuman yg mrk jatuhkan ke atas diri Nabi Ibrahim dan kesibukan rakyat mengumpulkan kayu bakar selama berminggu-minggu telah berakhir dgn kegagalan, sehingga mrk merasa malu kpd Nabi Ibrahim dan para pengikutnya.
Mukjizat yg diberikan oleh Allah s.w.t. kpd Nabi Ibrahim sebagai bukti nyata akan kebenaran dakwahnya, telah menimbulkan kegoncangan dlm kepercayaan sebahagian penduduk terhadap persembahan dan patung-patung mrk dan membuka mata hati banyak drp mrk utk memikirkan kembali ajakan Nabi Ibrahim dan dakwahnya, bahkan tidak kurang drp mrk yg ingin menyatakan imannya kpd Nabi Ibrahim, namun khuatir akan mendapat kesukaran dlm penghidupannya akibat kemarahan dan balas dendam para pemuka dan para pembesarnya yg mungkin akan menjadi hilang akal bila merasakan bhw pengaruhnya telah bealih ke pihak Nabi Ibrahim.
Jumat, 14 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar